I.
Sistem
Ekonomi Indonesia
1.
Pengertian
Sistem
Sistem
adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta
perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu.
Subyek dan obyek:
·
Sistem
kemayaraatan: orang atau masyarakat
·
Sistem
kehidupan/lingkungan: makluk hidup dan benda alam
·
Sistem peralatan:
barang/alat
·
Sistem informasi:
data, catatan, dan fakta
Perangkat
kelembagaan: lembaga/wadah subyek melakukan hubungan, cara dan mekanisme yang
menjalin hubungan
Tatanan/kaidah: norma/peraturan yang mengatur hubungan subyek/obyek agar berjalan serasi.
Tatanan/kaidah: norma/peraturan yang mengatur hubungan subyek/obyek agar berjalan serasi.
2.
Sistem ekonomi
dan politik
Dumairy (1996),
sistem ekonomi adalah sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi
antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Sistem ekonomi:
·
Subyek/obyek:
manusia (subyke) dan barang ekonomi (obyek)
·
Perangkat
kelembagaan: lembaga ekonomi formal dan non formal dan cara serta mekanisme
hubungan
·
Tatanan: hukum dan
peraturan perekonomian
Sheridan (1998), economic system refers to the way people perform economic
activities in their search for personal happiness.
Sanusi (2000) sistem ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri dari
sejumlah lembaga/pranata (ekonomi, sosial dan ide) yang saling mempengaruhi
yang ditujukan ke arah pemecahan masalah pokok setiap perekonomian... produksi,
distribusi, konsumsi.
Sanusi (2000), perbedaan antar sistem ekonomi dilihat dari ciri:
a)
Kebebasan konsumen
dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan
b)
Kebebasan
masyarakat memilih lapangan kerja
c)
Pengaturan
pemilihan/pemakaian alat produksi
d) Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggungjawab
manajer
e)
Pengaturan atas
keuntungan usaha yang diperoleh
f)
Pengaturan motivasi
usaha
g)
Pembentukan harga
barang konsumsi dan produksi
h)
Penentuan pertumbuhan
ekonomi
i)
Pengendalian
stabilitas ekonomi
j)
Pengambilan
keputusan
k)
Pelaksanaan
pemerataan kesejahteraan
Benang merah hubungan sistem ekonomi dan sistem politik
KUTUB A
|
KONTEKS
|
KUTUB Z
|
Liberalisme
|
Ideoligi politik
|
Komunisme
(menghapus hak perorangan)
|
Demokrasi
|
Rejim pemerintahan
|
Otokrasi atau otoriter (kekuasaan tak terbatas)
|
Egaliterisme
(Berderajad sama)
|
Penyelenggaraan kenegaraan
|
Etatitsme (Lebih
mementingkan negara)
|
Desentralisme
|
Struktur birokrasi
|
Sentralisme
|
Kapitalisme
|
Ideologi ekonomi
|
Sosialisme
|
Mekanisme pasar
|
Pengelolaan ekonomi
|
Perencanaan
terpusat
|
Perbedaan sistem ekonomi suatu negara dapat ditinjau dari beberapa sudut:
·
Sistem kepemilikan
sumber daya atau faktor-faktor produksi
·
Keleluasaan
masyarakat untuk berkompetisi dan menerima imbalan atas prestasi kerja
·
Kadar peranan
pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan
perekonomian pada umumnya
3.
Kapitalisme dan
Sosialisme
Sistem Ekonomi yang esktrim:
(a) Sistem ekonomi kapitalis
·
Pengakuan terhadap
kepemilikan individu terhadap sumber ekonomi
·
Kompetisi antar
individu dalam memenihi kebutuhan hidup dan persaingan antar badan usaha untuk
mengejar keuntungan
·
Tidak batasan bagi
individu dalam menerima imbalan atas prestasi kerjanya
·
Campur tangan
pemerintah sangat minim
·
Mekanisme pasar
akan menyelesaikan persoalan ekonomi
·
USA
(b) Sistem ekonomi sosialis
·
Kepemilikan oleh
negara terhadap sumber ekonomi
·
Penekanan terhadap
kebersamaan dalam menjalankan dan memajukan perekonomian
·
Imbalan yang
diterima oleh individu berdasarkan kebutuhan, bukan prestasi kerja
·
Campur tangan
pemerintah sangat tinggi
·
Persoalan ekonomi
harus dikendalikan oleh pemerintah pusat
·
USSR
(c) Sistem ekonomi campuran
·
Kepemilikan oleh
individu terhadap sumber ekonomi diakui negara
·
Kompetisi antar
individu dalam memenihi kebutuhan hidup dan persaingan antar badan usaha untuk
mengejar keuntungan
·
Imbalan yang
diterima oleh individu berdasarkan kebutuhan, bukan prestasi kerja
·
Campur tangan
pemerintah hanya untuk bidang tertentu seperti bidang yang diperlukan oleh
seluruh masyarakat (listrik dan air)
·
Mekanisme pasar
akan menyelesaikan persoalan ekonomi dengan beberapa hal perlu adanya campur
tangan pemerintah
4.
Persaingan
terkendali
Untuk mengetahui
sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara, maka perlu dianalisis kandungan
faktor-faktor tersebut diatas.
Sistem ekonomi Indonesia (sistem persaingan terkendali);
·
Bukan kapitalis
dan bukan sosialis. Indoensia mengakui kepemilikan individu terhadap sumber
ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD 45.
·
Pengakuan
terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar
badan usaha untuk mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang
pendidikan, ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha.
·
Pengakuan
terhadap penerimaan imbalan oleh individu
atas prestasi kerja dan badan usaha dalam mencari keuntungan. Pemerintah
mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan.
·
Pengelolaan ekonomi
tidak sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah juga bermain dalam
perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk membantu
meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu permodalan.
5.
Kadar
Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan
sosialisme yang ada dalam sistem ekonomi Indonesia dapat dilihat dari sudut
berikut ini:
(a) Pendekatan faktual
struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian
Pendekatan untuk mengukur kadar
campur tangan pemerintah menggunakan kesamaan Agregat Keynesian.
Y = C + I +
G + (X-M)
Y adalah pendataan nasional
Y adalah pendataan nasional
Berdasarkan humus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah melalui
variable G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan oleh
pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan oleh pemerintah.
Pengukuran kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah
secara sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga.
Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga untuk setiap sector usaha.
(b)
Pendekatan sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indoensia
dari waktu ke waktu.
Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme.
Percobaan untuk mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan ekonomi hinggá akhir tahun 1959.
Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi hiinggá akhir tahun 1965.
Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme.
Percobaan untuk mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan ekonomi hinggá akhir tahun 1959.
Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi hiinggá akhir tahun 1965.
SOAL :
1.
Apa yang dimaksut
dengan sistem ….
a.
suatu
organisasi besar yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta perangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu*
b.
suatu
organisasi kecil yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta perangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu
c.
suatu
organisasi besar yang menjalin berbagai subyek serta perangkat kelembagaan
dalam suatu tatanan tertentu
d.
suatu
organisasi kecil dan besar yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta
perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu
2.
Menurut Sanusi
sistema ekonomi merupakan ….
a.
economic system
refers to the way people perform economic activities in their search for
personal happiness
b.
sistem
yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan
c.
suatu organisasi
yang terdiri dari sejumlah lembaga/pranata (ekonomi, sosial dan ide) yang
saling mempengaruhi yang ditujukan ke arah pemecahan masalah pokok setiap
perekonomian... produksi, distribusi, konsumsi.*
d.
suatu
organisasi besar yang menjalin berbagai subyek serta perangkat kelembagaan
dalam suatu tatanan tertentu
3.
Unsur kapitalisme
dan sosialisme yang ada dalam sistem ekonomi Indonesia dapat dilihat dari sudut
berikut ini ...
a.
Jawaban b dan c
benar*
b.
Pendekatan faktual
struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian
c.
Pendekatan sejarah
yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indoensia dari waktu ke waktu
d.
Jawaban b dan c
salah
4.
Apa rumus untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan
kesamaan Agregat Keynesian....
a.
Y = C + I + G +
(X-M)*
b.
Y = C + I + G +
(X+M)
c.
Y = C - I - G -
(X-M)
d.
Y = C + I + G -
(X-M)
5.
Yang termasuk dalam
sistema ekonomi campuran, kecuali….
a.
Mekanisme pasar
akan menyelesaikan persoalan ekonomi dengan beberapa hal perlu adanya campur
tangan pemerintah
b.
Campur tangan
pemerintah hanya untuk bidang tertentu seperti bidang yang diperlukan oleh
seluruh masyarakat (listrik dan air)
c.
Kompetisi antar
individu dalam memenihi kebutuhan hidup dan persaingan antar badan usaha untuk
mengejar keuntungan
d.
USSR*
II.
SEJARAH EKONOMI INDONESIA
1.
Sejarah pra-Kolonialisme
Pada masa sebelum kekuatan Eropa
Barat mampu menguasai daratan dan perairan Asia
Tenggara, belum ada Indonesia. Nusantara yang
sekarang kita kenal sebagai Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan tanah yang
dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran, kadang hidup berdampingan
dengan damai sementara di lain waktu berada pada kondisi berperang satu sama
lain. Nusantara yang luas tersebut kurang memiliki rasa persatuan sosial dan politik yang dimiliki Indonesia saat ini. Meskipun
demikian, jaringan perdagangan terpadu telah berkembang di wilayah ini
terhitung sejak awal permulaan sejarah Asia. Terhubung ke jaringan perdagangan
merupakan aset penting bagi sebuah kerajaan untuk mendapatkan kekayaan dan
komoditas, yang diperlukan untuk menjadi kekuatan besar. Tapi semakin menjadi
global jaringan perdagangan ini di nusantara, semakin banyak pengaruh asing
berhasil masuk; suatu perkembangan yang akhirnya akan mengarah pada kondisi penjajahan.
Keberadaan sumber-sumber
tertulis adalah yang memisahkan masa sejarah dari masa prasejarah. Karena
sedikitnya sumber-sumber tertulis yang berasal dari masa sebelum tahun 500
Masehi, sejarah Indonesia dimulai agak terlambat. Diduga sebagian besar tulisan
dibuat pada bahan yang mudah rusak dan - ditambah dengan iklim tropis lembab
dan standar teknik konservasi yang berkualitas rendah pada saat itu - ini
berarti bahwa sejarawan harus bergantung pada inskripsi/prasasti di atas batu
dan studi sisa-sisa candi kuno untuk menelusuri sejarah paling terdahulu
nusantara. Kedua pendekatan ini memberikan informasi mengenai struktur politik
tua karena baik sastra maupun pembangunan candi adalah contoh budaya tinggi yang diperuntukkan bagi elit penguasa.
Sejarah Indonesia memiliki ciri
sangat khas, yaitu umumnya berpusat di bagian barat Nusantara (khususnya di
pulau Sumatera dan Jawa). Karena sebagian besar bagian timur Nusantara memiliki
sedikit kegiatan ekonomi sepanjang sejarah (terletak
jauh dari jalur perdagangan utama), hal itu menyebabkan sedikitnya kegiatan
politik; suatu situasi yang berlanjut hingga hari ini.
2.
Sistem monopoli VOC
Dengan berbagai cara
VOC berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia serta pelabuhan-pelabuhan
penting. Kecuali itu, juga berusaha memaksakan monopoli perdagangan
rempah-rempah. Bagaimana VOC menjalankan usahanya tersebut? Pertama-tama
berusaha menguasai salah satu pelabuhan penting, yang akan dijadikan pusat VOC.
Untuk keperluan tersebut ia mengincar kota Jayakarta. Ketika itu Jayakarta di
bawah kekuasaan Kerajaan
Islam Banten. Sultan Bantenmengangkat
Pangeran Wijayakrama sebagai adipati di Jayakarta.
Mula-mula VOC mendapat
izin dari Pangeran Wijayakrama untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta.
Tetapi ketika gubernur jenderal dijabat oleh J.P. Coen,
Pangeran Wijayakrama diserangnya. Kota Jayakarta direbut dan dibakar. Kemudian di atas reruntuhan kota Jayakarta, J.P. Coen membangun sebuah kota baru.
Kota baru itu diberinya nama Batavia. Peristiwa tersebut pada tahun 1619. Kota Batavia itulah yang kemudian menjadi pusat VOC.
Pangeran Wijayakrama diserangnya. Kota Jayakarta direbut dan dibakar. Kemudian di atas reruntuhan kota Jayakarta, J.P. Coen membangun sebuah kota baru.
Kota baru itu diberinya nama Batavia. Peristiwa tersebut pada tahun 1619. Kota Batavia itulah yang kemudian menjadi pusat VOC.
Setelah memiliki
sebuah kota sebagai pusatnya, maka kedudukan VOC makin kuat. Usaha untuk
menguasai kerajaan-kerajaan dan pelabuhan-pelabuhan penting ditingkatkan. Cara
melakukannya dengan politik dividi et impera atau
politik mengadu domba. Mengadu dombakan sesama bangsa Indonesia atau antara
satu kerajaan dengan kerajaan lain. Tujuannya agar kerajaan-kerajaan di
Indonesia menjadi lemah, sehingga mudah dikuasainya. VOC juga sering ikut
campur tangan dalam urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan
monopoli, terutama di Maluku. Dalam usahanya melaksanakan monopoli, VOC
menetapkan beberapa peraturan, yaitu sebagai berikut :
1. Rakyat Maluku
dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC.
2. Jumlah tanaman
rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
3. Tempat menanam
rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.
Agar pelaksanaan
monopoli tersebut benar-benar ditaati oleh rakyat, VOC mengadakan Pelayaran Hongi. Pelayaran Hongi ialah patroli dengan
perahu kora-kora, yang dilengkapi dengan senjata, untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli di Maluku. Bila terjadi pelanggaran terhadap peraturan tersebut di
atas, maka pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Hukuman terhadap para
pelanggar peraturan monopoli disebut ekstirpasi. Hukuman
itu berupa pembinasaan tanaman rempah-rempah milik petani yang melanggar
monopoli, dan pemiliknya disiksa atau bisa-bisa dibunuh.
Bukan main kejamnya
tindakan VOC waktu itu. Akibatnya penderitaan rakyat memuncak. Puluhan ribu
batang tanaman pala dan cengkih dibinasakan. Ribuan rakyat disiksa, dibunuh
atau dijadikan budak. Ribuan pula rakyat yang melarikan diri meninggalkan
kampung halamannya, karena ngeri melihat kekejaman Belanda.
Tidak sedikit yang
meninggal di hutan atau gunung karena kelaparan. Tanah milik rakyat yang
ditinggalkan, oleh VOC dibagi-bagikan kepada pegawainya. Karena kekejaman
tersebut maka timbulah perlawanan di berbagai daerah.
3.
Sistem Tanam Paksa
Berdasarkan Konvensi London tahun 1814, pemerintah
Belanda berkuasa kembali atas wilayah Indonesiameskipun kondisi ekonomi
negara Belanda masih sangat lemah karena kas keuangannya dalam keadaan kosong.
Lemahnya perekonomian pemerintah Belanda pada saat itu disebabkan oleh
banyaknya utang negara Belanda terhadap luar negeri dan besarnya pengeluaran
biaya perang di Eropa maupun di beberapa daerah Indonesia.
Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah Belanda untuk
menutup kekosongan kas keuangan negara, satu di antaranya adalah dengan
menerapkan aturan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) di
Indonesia. Istilah tanam paksa berasal dari Bahasa Belanda, yaitu Cultuurstelsel (sistem penanaman atau aturan
tanam paksa). Pencetus ide tanam paksa dan sekaligus pelaksana aturan tanam
paksa di Indonesia adalah Johannes Van Den Bosch yang kemudian
diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Isi Aturan Tanam Paksa
1). Tuntutan kepada setiap rakyat Indonesia
agar menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel tidak
melebihi 20% atau seperlima dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman
perdagangan.
2). Pembebasan tanah yang disediakan
untuk cultturstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya
dianggap sebagai pembayaran pajak.
3). Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian
dapat menggantinya dengan bekerja di perusahaan milik pemerintah Belanda atau
di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima tahun.
4). Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah
pertanian untuk cultuurstelsel tidak boleh
melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan.
5). Kelebihan hasil produksi pertanian dari ketentuan
akan dikembalikan kepada rakyat.
6). Kerusakan atau kerugian sebagai akibat
gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan
terserang hama, akan ditanggung oleh pemerintah Belanda.
7). Penyerahan teknik pelaksanaan aturan tanam
paksa kepada kepala desa.
Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa
Pelaksanaan aturan tanam paksa sudah dimulai
pada tahun 1830 dan mencapai puncak perkembangannya hingga tahun
1850, yaitu ditandai dengan hasil tanam paksa mampu mencapai jumlah tertinggi.
Dengan demikian, keuntungan tinggi dapat diperoleh pemerintah Belanda dari
pelaksanaan aturan tanam paksa.
Tekanan-tekanan yang dilakukan pemerintah
Hindia Belanda terhadap rakyat Indonesia dalam upaya mencari keuntungan dari
pelaksanaan aturan tanam paksa tersebut mulai menurun akibat adanya berbagai
kritikan tajam terhadap pemerintah Belanda yang dipandang sangat keji dan tidak
berperikemanusiaan.
Pada tahun 1860, sistem tanam paksa yang
diberlakukan untuk menanam lada dihapuskan dan pada tahun 1865 menyusul
dihapuskan untuk menanam nila dan teh. Berlanjut hingga tahun 1870, hampir
semua jenis tanaman yang ditanam untuk tanam paksa dihapuskan, kecuali tanaman
kopi. Akhirnya, pada tahun 1917, tanaman kopi yang diwajibkan untuk ditanam
bagi rakyat di daerah Priangan juga dihapuskan.
4.
Sistem Ekonomi Kapitalis Liberal
Sistem ekonomi liberal
kapitalis adalah sitem ekonomi yang aset-aset produktif dan faktor-faktor
produksinya sebagian besar dimiliki
oleh sektor individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah
menjual untuk memperoleh
laba.
Sistem perekonomian / tata ekonomi
liberal kapitalis merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang,
menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam perekonomian liberal kapitalis
setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua
orang bebas bersaing dalam bisnis untuk
memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan
persaingan bebas.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
a.
Masyarakat diberi
kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
b.
Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
c.
Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik
sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
d.
Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari
keuntungan.
e.
Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
f.
Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonom.
g.
Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
Keuntungan dan Kelemahan.
a.
Keuntungan :
1) Menumbuhkan
inisiatif dan kerasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak
perlu lagi menunggu perintah dari pemerintah.
2)
Setiap individu
bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong
partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3)
Timbul
persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
4)
Mengahsilkan
barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar
masyarakat.
5) Efisiensi dan
efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari
keuntungan.
b.
Kelemahan :
1)
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
2)
Masyarakat yang
kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3)
Banyak
terjadinya monopoli masyarakat.
4)
Banyak
terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh
individu.
5)
Pemerataan
pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
Negara-Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis
1)
Di benua Amerika, antara lain Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brasil,
Chili, Kuba, Kolombia, Ekuador, Kanada, Maksiko, Paraguay, Peru dan Venezuela.
2)
Di benua Eropa,
sebagian besar menganut sistem ini antara lain Austria, Belgia, Bulgaria,
Kroasia, Cekoslovakia, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Belanda,
Polandia, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris.
3)
Di benua Asia, antara lain India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan,
Filipina, Taiwan, Thailand, Turki, Malaysia, Singapura.
4)
Kepulauan Oceania, antara lain Australia dan Selandia Baru.
5)
Di benua Afrika, sistem ekonomi ini terbilang masih baru. Negara yang menganut
antara lain Mesir, Senegal, Afrika Selatan.
5.
Era Pendudukan Jepang
Sebagai
negara fasis-militerisme di Asia, Jepang sangat
kuat, sehingga meresahkan kaum pergerakan nasional di Indonesia. Dengan
pecahnya Perang Dunia II, Jepang terjun dalam kancah peperangan itu. Di samping itu, terdapat dugaan bahwa suatu
saat akan terjadi peperangan di Lautan Pasifik. Hal ini didasarkan pada suatu
analisis politik. Adapun sikap pergerakan politik bangsa Indonesia dengan tegas
menentang dan menolak bahwa fasisme sedang mengancam dari arah utara. Sikap ini
dinyatakan dengan jelas oleh Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
Sementara itu di Jawa muncul Ramalan Joyoboyo yang mengatakan bahwa pada suatu saat pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit kuning, tetapi umur penjajahannya hanya "seumur jagung". Setelah penjajahan bangsa kulit kuning itu lenyap akhirnya Indonesia merdeka. Ramalan yang sudah dipcrcaya oleh rakyat ini tidak disia-siakan oleh Jepang, bahkan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kedatangan Jepang ke Indonesia dianggap sebagai sesuatu hal yang wajar saja.
Pada tanggal 8 Desember 1941 pecah perang di Lautan Pasifik yang melibatkan Jepang. Melihat keadaan yang semakin gawat di Asia, maka penjajah Belanda harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi bahaya
kuning dari Jepang. Sikap tersebut dipertegas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jhr. Mr. A.W.L. Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer dengan mengumumkan perang melawan Jepang. Hindia Belanda termasuk ke dalam Front ABCD (Amerika Serikat, Brittania/Inggris, Cina, Dutch/Belanda) dengan Jenderal Wavel (dari Inggris) sebagai Panglima Tertinggi yang berkedudukan di Bandung.
Angkatan perang Jepang begitu kuat, sehingga Hindia Belanda yang merupakan benteng kebanggaan Inggris di daerah Asia Tenggara akhirnya jatuh ke tangan pasukan Jepang. Peperangan yang dilakukan oleh Jepang di Asia Tenggara dan di Lautan Fasifik ini diberi nama Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik. Dalam waktu yang sangat singkat, Jepang telah dapat menguasai daerah Asia Tenggara seperti Indochina, Muangthai, Birma (Myanmar), Malaysia, Filipina, dan In¬donesia. Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang pada tanggal 15 Pebruari 1941, yaitu dengan ditenggelamkannya kapal induk Inggris yang bernama Prince of Wales dan HMS Repulse, sangat mengguncangkan pertahanan Sekutu di Asia. Begitu pula satu persatu komandan Sekutu meninggalkan Indone¬sia, sampai terdesaknya Belanda dan jatuhnya Indonesia ke tangan pasukan Jepang. Namun sisa-sisa pasukan sekutu di bawah pimpinan Karel Door¬man (Belanda) dapat mengadakan perlawanan dengan pertempuran di Laut Jawa, walaupun pada akhirnya dapat ditundukkan oleh Jepang.
Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942), kemu-dian.Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Arnbon. Kemudian pada bulan Pebruari 1942 pasukan Jepang menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali.
Pendudukan terhadap Palembang lebih dulu oleh Jepang mempunya arti yang sangat penting dan strategis, yaitu untuk memisahkan antara Batavia yang menjadi pusat kedudukan Belanda di Indonesia dengan Singapura sebagai pusat kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang melakukan serangan ke Jawa dengan mendarat di daerah Banten, Indramayu, Kragan (antara Rembang dan Tuban). Selanjutnya menyerang pusat kekuasaan Belan¬da di Batavia (5 Maret 1942), Bandung (8 Maret 1942) dan akhirnya pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada Panglima Bala Tentara Jepang Imamura di Kalijati (Subang, 8 Maret 1942). Dengan demikian, seluruh wilayah Indo¬nesia telah menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang
Sementara itu di Jawa muncul Ramalan Joyoboyo yang mengatakan bahwa pada suatu saat pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit kuning, tetapi umur penjajahannya hanya "seumur jagung". Setelah penjajahan bangsa kulit kuning itu lenyap akhirnya Indonesia merdeka. Ramalan yang sudah dipcrcaya oleh rakyat ini tidak disia-siakan oleh Jepang, bahkan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kedatangan Jepang ke Indonesia dianggap sebagai sesuatu hal yang wajar saja.
Pada tanggal 8 Desember 1941 pecah perang di Lautan Pasifik yang melibatkan Jepang. Melihat keadaan yang semakin gawat di Asia, maka penjajah Belanda harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi bahaya
kuning dari Jepang. Sikap tersebut dipertegas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jhr. Mr. A.W.L. Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer dengan mengumumkan perang melawan Jepang. Hindia Belanda termasuk ke dalam Front ABCD (Amerika Serikat, Brittania/Inggris, Cina, Dutch/Belanda) dengan Jenderal Wavel (dari Inggris) sebagai Panglima Tertinggi yang berkedudukan di Bandung.
Angkatan perang Jepang begitu kuat, sehingga Hindia Belanda yang merupakan benteng kebanggaan Inggris di daerah Asia Tenggara akhirnya jatuh ke tangan pasukan Jepang. Peperangan yang dilakukan oleh Jepang di Asia Tenggara dan di Lautan Fasifik ini diberi nama Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik. Dalam waktu yang sangat singkat, Jepang telah dapat menguasai daerah Asia Tenggara seperti Indochina, Muangthai, Birma (Myanmar), Malaysia, Filipina, dan In¬donesia. Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang pada tanggal 15 Pebruari 1941, yaitu dengan ditenggelamkannya kapal induk Inggris yang bernama Prince of Wales dan HMS Repulse, sangat mengguncangkan pertahanan Sekutu di Asia. Begitu pula satu persatu komandan Sekutu meninggalkan Indone¬sia, sampai terdesaknya Belanda dan jatuhnya Indonesia ke tangan pasukan Jepang. Namun sisa-sisa pasukan sekutu di bawah pimpinan Karel Door¬man (Belanda) dapat mengadakan perlawanan dengan pertempuran di Laut Jawa, walaupun pada akhirnya dapat ditundukkan oleh Jepang.
Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942), kemu-dian.Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Arnbon. Kemudian pada bulan Pebruari 1942 pasukan Jepang menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali.
Pendudukan terhadap Palembang lebih dulu oleh Jepang mempunya arti yang sangat penting dan strategis, yaitu untuk memisahkan antara Batavia yang menjadi pusat kedudukan Belanda di Indonesia dengan Singapura sebagai pusat kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang melakukan serangan ke Jawa dengan mendarat di daerah Banten, Indramayu, Kragan (antara Rembang dan Tuban). Selanjutnya menyerang pusat kekuasaan Belan¬da di Batavia (5 Maret 1942), Bandung (8 Maret 1942) dan akhirnya pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada Panglima Bala Tentara Jepang Imamura di Kalijati (Subang, 8 Maret 1942). Dengan demikian, seluruh wilayah Indo¬nesia telah menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang
6. Cita-Cita
Ekonomi Merdeka
Pembangunan ekonomi indonesia seudah kemerdekaan, haruslah didasarkan pada cita-cita awal kemerdekaan. Sudah tentu nantinya industrialisasi memegang peranan dalam membawa perubahan masyarakat pada tingkatan yang lebih tinggi dan lebih teratur dengan menggunakan hasil teknik modern.
Pembangunan ekonomi indonesia seudah kemerdekaan, haruslah didasarkan pada cita-cita awal kemerdekaan. Sudah tentu nantinya industrialisasi memegang peranan dalam membawa perubahan masyarakat pada tingkatan yang lebih tinggi dan lebih teratur dengan menggunakan hasil teknik modern.
Menurut Muh. Hatta,
ada tiga soal yang berkaitan dengan pembangunan perekonomian Indonesia yang
harus dihadapi yaitu:
1.
Soal ideologi: bagaimanamengadakan susunan ekonomi yangs esuai dengan
cita-cita tolong menolong.
- Soal praktik: politik perekonomian apa yang praktis dan perlu
dijalankan dengan segera di masa yang akan datang.
- Soal koordinasi: bagaimana mengatur pembangunan perekonomian Indonesia
supaya pembangunan itu sejalan dan berhubungan dengan pembangunan di
seluruh dunia.
Dalam
pada itu, sistem ekonomi Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD
1945, jelas menolak sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme dan etatisme. Selama
masa kolonialisme (350 tahun) susunan perekonomian Indonesia telah hancur oleh
penerapan sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme Belanda. Masyarakat Indonesia
mengalami depresi mental yangs angat parah dan secara ekonomi sangat lemah.
Untuk bangkit dari rasa rendah diri, kesulitan, dan ketakutan, maka pemerintah
mempunyai tanggung jawab besar dalam mengangkat moral dan semangat rakyat agar
mampu melaksanakan pembangunan. Hal itu hanya dapat dilakukan melalui perubahan
sistem dan struktur ekonomi yang kapitalistik-liberalistik (dualistik) menjadi
sistem ekonomi yang demokratis (kekeluargaan). Hal ini sangat jauh berbeda
dengan sistem sosial kemasyarakatn negara-negara barat yang individualistic
7. Ekonomi
Indonesia Setiap Periode Pemerintahan :
a.
Orde
Lama
Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Keadaan ekonomi dan keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :
Inflasi yang sangat tinggi yang dikarenakan beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
Keadaan ekonomi dan keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :
Inflasi yang sangat tinggi yang dikarenakan beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied
Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang
NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah
RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia)
sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang
yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga. Adanya blokade ekonomi oleh
Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri
RI
b.
Orde Baru
Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi
dan stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah
berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan,
karena pada awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri.
c.
Reformasi
Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang
mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam
bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan
stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun,
belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari
keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru
harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs
rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan
kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh
presiden Megawati.
Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
Kebijakan kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah
mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan
ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM
dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang
mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
SOAL
1.
Dibawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri dari
sistem ekonomi liberal kapitalis antara
lain ….
a. Kegiatan selalu
mempertimbangkan keadaan pasar.
b. Pasar tidak merupakan dasar setiap
tindakan ekonomi*
c. Pasar merupakan
dasar setiap tindakan ekonom.
d. Biasanya
barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
2. Yang termasuk dalam kelemahan system
kapitalis liberal …
a. Banyak
terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh
individu.*
b. Pasar merupakan
dasar setiap tindakan ekonom.
c. Biasanya
barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi
d. Kegiatan selalu
mempertimbangkan keadaan pasar.
3. Yang termasuk dalam keuntungan
system kapitalis liberal …
a. Mengahsilkan
barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar
masyarakat.
b. Efisiensi dan
efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari
keuntungan.
c. Kedua jawaban benar *
d. Kedua jawaban salah
4. Negara-negara yang menganut system
kapitalis liberal ….
a. Amerika serikat*
b. Indonesia
c. China
d. Papua
5. Pada bulan dan tahun berapa
pemerintah RI mengeluarkan uang kertas baru …
a. Desember 1990
b. Oktober 1946*
c. November 1989
d. Juli 1996
III. PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA
1.
Masalah SDA
Indonesia memiliki wilayah yang kaya akan sumber
daya alam, baik jenis maupun jumlahnya. Menyadari akan hal tersebut, para
orang-orang terdahulu telah menerapkan prinsip dasar pengelolaan sumber daya
alam dalam konstitusi Negara yang tetap hingga sekarang, yaitu: Bumi, air dan
kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antar pemerintah dan pemerintah daerah antara lain:
1. Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya dan pelestarian.
2. Bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
3. Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta rehabilitasi lahan.
Terus menurunnya kondisi hutan. Hutan merupakan salah satu sumber daya yang penting, tidak hanya dalam menunjang perekonomian nasional tetapi juga dalam menjaga daya dukung lingkungan terhadap keseimbangan ekosistem dunia. Di Indonesia tiap tahunnya jumlah hutan diperkirakan berkurang 3-5% per tahunnya.
Kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai). Praktik penebangan liar dan konversi lahan menimbulkan dampak yang luas, yaitu kerusakan ekosistem dalam tatanan DAS. Kerusakan DAS tersebut juga dipacu oleh pengelolaan DAS yang kurang terkoordinasi antara hulu dan hilir serta kelembagaan yang masih lemah. Hal ini akan mengancam keseimbangan ekosistem secara luas, khususnya cadangan dan pasokan air yang sangat dibutuhkan untuk irigasi, pertanian, industri, dan konsumsi rumah tangga.
Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak. Kerusakan habitat ekosistem di wilayah pesisir dan laut semakin meningkat. Rusaknya habitat ekosistem pesisir seperti deforestasi hutan mangrove telah mengakibatkan erosi pantai dan berkurangnya keanekaragaman hayati (biodiversity). Erosi ini juga diperburuk oleh perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah yang kurang tepat. Beberapa kegiatan yang diduga sebagai penyebab terjadinya erosi pantai, antara lain pengambilan pasir laut untuk reklamasi pantai, pembangunan Hotel dan kegiatan- kegiatan lain yang bertujuan untuk memanfaatkan pantai dan perairannya. Sementara itu, laju sedimentasi yang merusak perairan pesisir juga terus meningkat.
Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antar pemerintah dan pemerintah daerah antara lain:
1. Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya dan pelestarian.
2. Bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
3. Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta rehabilitasi lahan.
Terus menurunnya kondisi hutan. Hutan merupakan salah satu sumber daya yang penting, tidak hanya dalam menunjang perekonomian nasional tetapi juga dalam menjaga daya dukung lingkungan terhadap keseimbangan ekosistem dunia. Di Indonesia tiap tahunnya jumlah hutan diperkirakan berkurang 3-5% per tahunnya.
Kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai). Praktik penebangan liar dan konversi lahan menimbulkan dampak yang luas, yaitu kerusakan ekosistem dalam tatanan DAS. Kerusakan DAS tersebut juga dipacu oleh pengelolaan DAS yang kurang terkoordinasi antara hulu dan hilir serta kelembagaan yang masih lemah. Hal ini akan mengancam keseimbangan ekosistem secara luas, khususnya cadangan dan pasokan air yang sangat dibutuhkan untuk irigasi, pertanian, industri, dan konsumsi rumah tangga.
Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak. Kerusakan habitat ekosistem di wilayah pesisir dan laut semakin meningkat. Rusaknya habitat ekosistem pesisir seperti deforestasi hutan mangrove telah mengakibatkan erosi pantai dan berkurangnya keanekaragaman hayati (biodiversity). Erosi ini juga diperburuk oleh perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah yang kurang tepat. Beberapa kegiatan yang diduga sebagai penyebab terjadinya erosi pantai, antara lain pengambilan pasir laut untuk reklamasi pantai, pembangunan Hotel dan kegiatan- kegiatan lain yang bertujuan untuk memanfaatkan pantai dan perairannya. Sementara itu, laju sedimentasi yang merusak perairan pesisir juga terus meningkat.
2.
Kebijakan
SDA
Arah
Kebijakan Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup dalam GHBN
1999 – 2004
a. Mengelola
sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.
b. Meningkatkan
pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan
konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan, dengan
c. Menerapkan
indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan keterbaharuan dalam
pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan
yang tidak dapat balik.
Arah kebijakan dalam
pengelolaan sumber daya alam dalam TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam :
·
Memperhatikan sifat dan
karakteristik dari berbagai jenis sumber daya alam dan melakukan upaya-upaya
meningkatkan nilai tambah dari produk sumber daya alam tersebut.
·
Menyelesaikan konflik-konflik
pemanfaatan sumber daya alam yang timbul selama ini sekaligus dapat
mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya
penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud
Pasal 5 Ketetapan ini.
·
Menyusun strategi pemanfaatan sumber
daya alam yang didasarkan pada optimalisasi manfaat dengan memperhatikan
kepentingan dan kondisi daerah maupun nasional.
Parameter
Kebijakan PSDA bagi Pembangunan Berkelanjutan
·
Reformasi pengelolaan sumber daya
alam sebagai prasyarat bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan dapat dinilai
dengan baik apabila terumuskan parameter yang memadai. Secara implementatif,
parameter yang dapat dirumuskan diantaranya:
·
1. Desentralisasi
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan mengikuti
prinsip dan pendekatan ekosistem, bukan administratif.
·
2. Kontrol
sosial masyarakat dengan melalui pengembangan transparansi proses pengambilan
keputusan dan peran serta masyarakat .
·
3. Pendekatan
utuh menyeluruh atau komprehensif dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
3.
Dominasi
SDA di Indonesia
Sejak zaman Alm Presiden Soekarno, banyak
perusahaan asing yang ingin mengambil alih SDA Indonesia, namun Presiden
Soekarno menolaknya, menurut dia perusahaan asing hanyalah monopoli keuangan,
kapitalisme, dan neolib. Presiden Soekarno juga pernah menolak bantuan dari IMF
yang menurut dia hanya akan memberati keuangan negara. Soekarno percayaan
dengan kemampuan rakyatnya sendiri.
Banyak perusahaan asing yang menekan kontrak
dengan pemerintahan Indonesia sejak era pemerintahan Alm Soehartom hingga
sekarang (Presiden SBY) telah mengakar di negeri ini, contoh saja Freeport,
Chevron, Shell, Suzuki, Honda, Yamaha, dll. Yang perlu di perhatikan adalah
agar kepemilikan saham asing di industri nasional tidak begitu
dominan, sebab bila itu terjadi maka perekonomian nasinal bisa pincang.
Dominasi pihak asing kini semakin meluas dan menyebar
pada sektor-sektor strategis perekonomian. Pemerintah disarankan menata ulang
strategi pembangunan ekonomi agar hasilnya lebih merata dirasakan rakyat dan
berdaya saing tinggi menghadapi persaingan global.
Per Maret 2011 pihak asing telah
menguasai 50,6 persen aset perbankan nasional. Dengan demikian, sekitar Rp
1.551 triliun dari total aset perbankan Rp 3.065 triliun dikuasai asing. Secara
perlahan porsi kepemilikan asing terus bertambah. Per Juni 2008 kepemilikan
asing baru mencapai 47,02 persen. Hanya 15 bank yang menguasai pangsa 85
persen. Dari 15 bank itu, sebagian sudah dimiliki asing. Dari total 121 bank
umum, kepemilikan asing ada pada 47 bank dengan porsi bervariasi.
Tak hanya perbankan, asuransi juga didominasi
asing. Dari 45 perusahaan asuransi jiwa yang beroperasi di Indonesia, tak
sampai setengahnya yang murni milik Indonesia. Kalau dikelompokkan, dari
asuransi jiwa yang ekuitasnya di atas Rp 750 miliar hampir semuanya usaha
patungan. Dari sisi perolehan premi, lima besarnya adalah perusahaan asing.
Hal itu tak terlepas dari aturan pemerintah yang
sangat liberal, memungkinkan pihak asing memiliki sampai 99 persen saham
perbankan dan 80 persen saham perusahaan asuransi.
Pasar modal juga demikian. Total kepemilikan
investor asing 60-70 persen dari semua saham perusahaan yang dicatatkan dan
diperdagangkan di bursa efek.
Pada badan usaha milik negara (BUMN) pun
demikian. Dari semua BUMN yang telah diprivatisasi, kepemilikan asing sudah
mencapai 60 persen.
Lebih tragis lagi di sektor minyak dan gas.
Porsi operator migas nasional hanya sekitar 25 persen, selebihnya 75 persen
dikuasai pihak asing. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas Kementerian
ESDM menetapkan target porsi operator oleh perusahaan nasional mencapai 50
persen pada 2025.
Tinggal masalah teknis. Karena tak gampang asing
dipaksa melepaskan kepemilikannya begitu saja. Jadi ya pakai tenggat waktu yang
cukup misalnya 10 tahun harus dilepas ke pihak nasional dalam porsi tertentu.
Dan mudah-mudahan di kurun waktu tersebut swasta nasional juga sudah punya
sumber keuangan yang cukup untuk membeli saham asing tersebut.
Dengan kepemilikan nasional yang lebih dari
asing pada sektor-sektor strategis, diyakini perputaran perekonomian nasional
akan semakin kuat dan baik. Kebangkitan ekonomi nasional yang diinginkan banyak
orang akan benar-benar terjadi.
SOAL:
1.
Praktik
penebangan liar dan konversi lahan menimbulkan dampak yang luas, yaitu…
a. Rusaknya hutan
b. kerusakan
ekosistem dalam tatanan DAS*
c. kebakaran hutan
d. tumbuhnya
tumbuh-tumbuhan
2.
TAP MPR yang membahas tentang “Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam” yaitu…
a.
TAP MPR No. IX/MPR/2001*
b.
TAP MPR No. IX/MPR/2000
c.
TAP MPR No. IX/MPR/1996
d.
TAP MPR No. IX/MPR/1995
3.
Secara implementatif, parameter yang
dapat dirumuskan diantaranya, kecuali…
a.
Desentralisasi dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan mengikuti prinsip dan pendekatan
ekosistem, bukan administratif.
b.
Menyusun strategi pemanfaatan sumber
daya alam yang didasarkan pada optimalisasi*
c.
Kontrol sosial masyarakat dengan
melalui pengembangan transparansi proses pengambilan keputusan dan peran serta
masyarakat
d.
Pendekatan utuh menyeluruh atau
komprehensif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4.
Pada tahun berapakah pihak asing telah menguasai 50,6 persen aset perbankan
nasional…
a.
Per Januari 2004
b.
Per Juli 1996
c.
Per November 1995
d.
Per Maret 2011*
5.
Berapakah total kepemilikan investor
asing dari semua saham perusahaan yang dicatatkan dan
diperdagangkan di bursa efek…
a. 100 persen
b. 20-30 persen
c. 40-50 persen
d. 60-70 persen*
IV. PDB (PRODUK
DOMESTIK BRUTO) PERTUMBUHAN &PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
1.
PDB
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua
barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu
tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena
memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara
tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi
dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor
produksi yang digunakan.
PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui 3 pendekatan,yaitu :
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
3. Pendekatan Pendapatan
1.Pendekatan Produksi
PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui 3 pendekatan,yaitu :
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
3. Pendekatan Pendapatan
1.Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari semua sektor produksi. Lalu, besarnya nilai produksi diperoleh dari mana ?
Besarnya nilai produksi (angka-angka PDB)
diperoleh dari :
nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu sesuai dengan ISIC (International Standard Industrial Classification)
sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
1.Sektor Primer
2.Sektor Sekunder
3.Sektor Tersier
Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs = OPs - IPs
Sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB = VAsp + VAss + VAst
2.Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari unit/komponen2 ekonomi, yaitu:
Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C
Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto =I
Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) =G
Expor – Impor =( X – M )
Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional, sering di formulasikan dalam persamaan sbb:
PDB = C + I + G + ( X – M)
3.Pendekatan Pendapatan
Diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa bruto (blm dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran
nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu sesuai dengan ISIC (International Standard Industrial Classification)
sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
1.Sektor Primer
2.Sektor Sekunder
3.Sektor Tersier
Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs = OPs - IPs
Sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB = VAsp + VAss + VAst
2.Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari unit/komponen2 ekonomi, yaitu:
Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C
Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto =I
Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) =G
Expor – Impor =( X – M )
Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional, sering di formulasikan dalam persamaan sbb:
PDB = C + I + G + ( X – M)
3.Pendekatan Pendapatan
Diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa bruto (blm dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran
2. Pertumbuhan
dan perubahan struktur ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ialah proses
kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau
suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan.
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber
dari pertumbuhan permintaan agregat (AD) dan pertumbuhan penawaran agregat
(AS). Dari sisi AD, peningkatan AD di dalam ekonomi bisa terjadi karena ON,
yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan dan pemerintah
meningkat.
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan
tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah
pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program
pembangunan social
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam
sektor primer, sekunder dan tersier.
Ada beberapa faktor yang menentukan
terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain
1. Produktivitas
tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
2. Adanya
modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah
jadi dan barang jadi.
3. Kreativitas
dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar
produk/jasa yang dihasilkannya.
4. Kebijakan
pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi
unggulan
5. Ketersediaan
infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa
serta mendukung proses produksi.
6. Kegairahan
masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus
7. Adanya
pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah
8. Terbukanya
perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
3.
Pertumbuhan Ekonomi Selama Orde Baru Hingga Saat Ini
Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, masa
orde lama, masa orde baru sampai masa sekarang (masa reformasi) Indonesia
telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. Peralihan dari orde
lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis walaupun
akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan
yang lebih baik
Melihat kondisi pertumbuhan Indonesia selama
pemerintahan Orde Baru (sebelum krisis ekonomi 1997) dapat dikatakan bahwa
Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang spektakuler,
paling tidak pada tingkat makro. Pada tahun 1968 PN per kapita masih sangat
rendah, hanya sekitar US$60 Laju pertumbuhan 7%-8% selama 1970-an dan turun ke
3%-4% pada taun 1980-an, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal
seperti merosotnya harga minyak mentah di pasar internasional menjelang
pertengahan 1980-an dan resesi ekonomi dunia pada dekade yang sama. Sejak zaman
Orde Baru Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, maka goncangan ekstrenal
terasa dampaknya terhadap pertumbuhan Indonesia. Perekonomian nasional pada
saat itu tergantung pada pamasukan dolar AS dari hasil ekspor
komoditi primer yaitu minak dan pertanian.Tahun 1968 PN Per
Kapita US$56,7; 1973 US$126,3; 1978 US$260,3; 1983US$494,0; 1988 US$467,5; 1993
US$833,1; 1997 US$1088,0; 1998 US$640,0 dan 1999US$580,0. Pada
saat krisis ekonomi mencapai klimaksnya, yakni tahun 1998, laju pertumbuhan PDB
jatuh drastis hingga 13,1%. Namun pada tahun 1999 kembali positif, walaupun
sangat kecil yaitu 0,8%, dan tahun 2000 naik hingga 5%. Yang disebabkan pada
masa Gusdur, pemerintah, masyarakat, khusunya pelaku bisnis sempat optimis
mengenai prospek pertumbuhan Indonesia. Akan tetapi tahun 2001 pertumbuhan
ekonomi kembali merosot hingga 3,3% akbat gejolakpolitik yang semat
memanas kembali, dan tahun 2002 pertumbuhan mengalami sedikit perbaikan
menjadi 3,66%.
Pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dinilai sukses menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi
dengan agenda demokratisasi. Situasi ini berbeda dengan era Orde Baru di mana
ekonomi tumbuh namun demokrasi terabaikan. Biaya yang mahal seperti
pelanggaran hak asasi manusia di berbagai tempat, korupsi merajalela, kebocoran
anggaran, dan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Untuk contoh terbaru,
menurut Bara, adalah Rusia selama era pemerintahan Vladimir Putin. Menurutnya,
Rusia hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata namun di sisi lain, peran
oposisi terbatasi dan pembunuhan-pembunuhan misterius sering terjadi.
Karena itu, menurut Bara, untuk saat ini figur
pasangan SBY-Boediono masih menjadi kandidat yang paling pas. ”Platform mereka
jelas, yang menekankan pentingnya aspek keadilan dalam pertumbuhan
ekonomi, ”Pengamat sosiologi politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie
Sudjito menilai selama satu dekade reformasi, capaian-capaian demokrasi dan
demokratisasi telah menjadi fakta historik. Pada aras negara, banyak terobosan
yang berarti yang diinisiasi oleh pemerintah dan parlemen untuk meletakkan
dasar bagi capaian perubahan
sebagaimana mandat reformasi. ”Kemajuan di bidang hak-hak sipil
dan politik menunjukkan magnitudo yang luar biasa, jauh dibandingkan era-era
sebelumnya. Jaminan itu berwujud dalam regulasi atau kebijakan yang bertujuan
untuk memastikan bahwa negara bertanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya
sesuai mandat konstitusi kita,”ujarnya.
Dalam hal hubungan sipil-militer, menurut Arie,
mengalami pasang surut di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Kemudian di era
Megawati, justru mengalami penurunan. ”Nah, di masa pemerintahan SBY,
pemerintah mampu mengurangi keterlibatan negara di bidang
politik. "Arie menambahkan,agenda reformasi birokrasi juga
berjalan dengan baik. Ide-ide pemberantasan korupsi untuk memperkuat good
governance, perlu dilanjutkan. Dengan demikian, dukungan masyarakat akan
semakin besar. Selain itu, upaya pengentasan kemiskinan meningkat di
daerah-daerah. ”Ada rasionalisasi APBD. Anggaran untuk birokrasi menurun,
sementara budget untuk kepentingan masyarakat meningkat,” ujar Arie.
Dalam hal penguatan hubungan pusat-daerah, Arie
menilai bahwa terjadi peningkatan kualitas dalam beberapa tahun belakangan.
”Contohnya, di Aceh tercipta perdamaian. Situasi di Papua membaik, walaupun
perlu terus didorong upaya-upaya yang lebih positif,” jelasnya.
4. Faktor-Faktor
Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
1) Faktor
Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan.
2) Faktor
Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Sumber daya alam yang dimaksud
dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan
dan kekayaan laut.
3) Faktor
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada
percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4) Faktor
Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap
kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
5) Sumber
Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
5.
Perubahan Struktur
Ekonomi
Istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi
disebut transpormasi struktural, artinya rangkaian perubahan yang saling
terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi AD, perdagangan luar negeri
(ekspor dan impor), AS (produksi dan penggunaan faktor produksi yang diperlukan
guna mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery,
1979).
1.
Teori dan Bukti Empiris
Teori perubahan struktural menitikberatkan
pembahasan pada mekanisme transpormasi ekonomi yang ditandai oleh LDCs, yang
semula lebih bersifat subsistence dan menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, yang didominasi oleh
sektor-sektor nonprimer. Ada 2 teori yang umum digunakan dalam penganalisis
perubahan struktur ekonomi.
2.
Teori Migrasi (Arthus
Lewis),
Bahwa ekonomi suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi 2
yaitu: Perekonomian Tradisional dipedesaan yang didominasi oleh sektor
pertanian Perekonomian Modern diperkotaan dengan industri sebagai sektor utama.
Di pedesaan karena pertumbuhan penduduknay tinttgi, maka terjadi kelebihan L
dan tingkat hidup masyarakat berada pada kondisi subsistence. Kelebihan L ini
ditandai dengan produk marjinalnya yang nilainya nol dan tingkat upah riil (w)
yang rendah. Rumus ini juga berlaku bagi perekonomian Modern.
Rumusnya :
Rumusnya :
LPD = Fd(WP’ YP) (2,25)
LPS = Fs(wp) (2,26)
LPD = LPD = LP (2,27)
Persamaan (2,25), permintaan L (LPD) yang
merupakan suatu fungsi negatif dari tingkat upah (wp) (Fd’wp>0) dan positif
dari volume produksi pertanian (Yp) (Fd’Yp>0). Persamaan (2,26) , penawaran
L (LPS) yang merupakan suatu fungsi positif dari tengkat upah (Fw’wp). Sedang
persamaan (2,27) mencermintakn keseimbangan di pasar L, yang menghasilkan
tingkat w (W setelah dikoreksi dengan inflasi) dan jumlah L tertentu.
3.
Teori Transpormasi
struktural (Hollis Chenery)
Teori ini mempokuskan pada perubahan struktur
dalam tahapan proses perubahan ekonomi di LDCs, yang mengalami transportasi
dari pertanian tradisional ke sektor industri sebagai mesin utama penggerak
pertumbuhan ekonomi. Perubahan struktur ekonomi berbarengan dengan
pertumbuhan PDB yang merupakan total pertumbuhan NT dari semua sektor ekonomi
dapat dijelaskan dengan industri dan pertanian NTB masing-masing, yakni NTBi
dan NTBp yang membentuk PDB :
PDB = NTBi + NTBp
Berdasarkan model ini, kenaikan produksi sektor
industri manufaktur dinyatakan sama besarnya dengan jumlah empat faktor berikut:
a. Kenaikan permintaan domestik, yang memuat permintaan langsung
untuk produk industri manufaktur plus efek tidak langsung dari kenaikan
permintaan domestik untuk produk sektor-sektor lainnya terhadap industri
manufaktur.
b. Perluasan ekspor atau efek total dari
kanaikan jumlah ekspor terhadap produk idustri manufaktur.
c. Substitusi impor atau efek total dari
kenaikan proporsi permintaan di tiap sektor yang dipenuhi lewat produksi
domestik terhadap output industri manufaktur.
d. Perubahan teknologi, atau efek total dari
perubahan koefisien infut-outfut di dalam perekonomian akibat kenaikan upah dan
tingkat pendapatan terhadap sektor industri manufaktur.
Faktor-faktor internal yang membedalakan
kelompok LDCs yang mengalami transisi ekonomi yang sangat pesat adalah :
· Kondisi
dan struktur awal ekonomi dalam negeri
· Besarnya
pasar dalam negeri
· Pola
distribusi pendapatan
· Karakteristik
dari industrialisasi
· Keberadaan
SDA
· Kebijakan
perdagangan luar negeri
Kalau dilihat dari Orde Baru hingga sekarang,
dapat dikatakan bahwa proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat.
Data BPS menunjukan bahwa tahun 1970, NTB dari sektor pertanian menyumbang
sekitar 45% terhadap pembentukan PDB, dan pada dekade 1990-an hanya tinggal
sekitar 16% hingga 20%. Menurutnya pangsa pertanian dalam permbentukan PDB
selama periode tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan output (rata-rata
pertahun) di sektor tersebut relatif lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan
output disektor-sektor lain.
SOAL
1. Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi
Nasional berdasar PDB melalui 3 pendekatan, kecuali…
a.
Pendekatan produksi
b.
Pendekatan
Pengeluaran/Pembelanjaan
c.
Pendekatan pengeluaran*
d.
Pendekatan pendapatan
2. Faktor yang tidak menentukan
terjadinya perubahan struktur ekonomi adalah…
a. Kenaikan output perkapita terus
menerus dalam jangka panjang*
b. Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
c. Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam
wilayah daerah
d. Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui
ekspor-impor
3. Berapakah laju pertumbuhan PDB
pada tahun 1998…
a. 13%
b. 13,2%
c. 13,1%*
d. 13,5%
4. Faktor apa sajakah yang menjadi
penentu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia…
a. Faktor Perusahaan*
b. Faktor Sumber Daya Manusia
c. Faktor Sumber Daya Alam
d. Faktor Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
5. Kenaikan produksi sektor industri manufaktur
dinyatakan sama besarnya dengan faktor…
a. Perluasan ekspor atau efek total dari kanaikan
jumlah ekspor terhadap produk idustri manufaktur
b. Substitusi impor atau efek total dari kenaikan
proporsi permintaan di tiap sektor yang dipenuhi lewat produksi domestik
terhadap output industri manufaktur
c. Perubahan teknologi, atau efek total dari
perubahan koefisien infut-outfut di dalam perekonomian akibat kenaikan upah dan
tingkat pendapatan terhadap sektor industri manufaktur
d. Penurunan permintaan domestik, yang memuat
permintaan langsung untuk produk industri manufaktur plus efek tidak langsung
dari kenaikan permintaan domestik untuk produk sektor-sektor lainnya terhadap
industri manufaktur*